Aksesibilitas Halte Kedah yang tidak aksesibel bagi penyandang disabilitas |
Banda Aceh (24/5/2016) -- Memperjuangkan Hak-hak pernyandang disabilitas masih terus dilakukan oleh para penyandang disabilitas Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Dengan berbagai jenis disabilitas turun ke lapangan untuk melakukan survey terhadap Halte Trans Kutaradja yang selama ini digambar-gemborkan sudah akses bagi semua orang. Kurang lebih 30 orang penyandang disabilitas ikut berpartisipasi dalam melakukan survey ini.
Dari banyaknya halte yang dibangun tidak ada satupun yang memenuhi standar aksesibilitas. Ini saya Erlina Marlinda (Tim Survey Aksesibilitas Fasilitas Publik Bus Trans Kutaradja) merasakan langsung saat survey dilakukan. Dari 15 halte yang kami survey, semuanya tidak akses sehingga ini menjadi kendala bagi kami pengguna kursi roda untuk mengakses secara mandiri halte-halte ini. hasil survey yang kami peroleh adalah ram (bidang miring) terlalu curam, keramik yang digunakan terlalu licin, tidak ada guiding blok (jalur pemandu tunanetra), handrail (pagar pembantu/pengaman) hanya sebelah dan anak tangga dari halte yang satu dengan halte yang lain tidak sama jaraknya. Jarak antara halte dan mobil tidak ada jalur/jembatan penghubung, sehingga itu akan sangat tidak aman (Safety) bagi pengguna kursi roda, tunaetra, lansia dan anak-anak.
Dari 15 halte yang disurvey, tim saya hanya singgah di tujuh halte saja yaitu Halte Terminal Kedah (Ramnya sangat curan), Halte di depan RS Ubud'yah (tidak ada Ram), Halte di Depan Mesjid Jami' (Ramnya curam), Halte di Bundaran Lingke (Ram diujungnya curam), Halte di depan RSU Zainal Abidin (Ramnya terlalu curam), Halte di depan kantor DPKA (ujung Ram sangat tidak akses dan cenderung membahakan pengguna kursi roda), dan yang terkahir Halte di depan BAPPEDA (tidak ada ram)
Saat sedang melakukan perjalan survey, salah satu Kondektur Trans Kutaraja berkata, "Kakak jangan khawatir untuk mengakses Trans Kutaradja. Kalau kakak tidak bisa naik sendiri kehaltenya, kami bisa bantu untuk mendorong kakak naik dan kami akan bantu kakak sampai masuk ke dalam mobil". Untuk hal ini jelas terlihat bahwa, saat halte ini dibangun, tidak memperhatikan standar aksesibilitas. mereka hanya membangun halte ini asal ada aja, sehingga tidak peduli apakah penyandang disabilitas bisa mandiri atau tidak. Dengan adanya survey ini, Aksesibilitas di Aceh khusunya Kota Banda Aceh dapat ditingkatkan. Keterlibatan penyandang disabilitas dalam pembangunan juga sangat kami harapkan.
Saat mau masuk ke dalam Bus Trans Kutaradja |
Kondektur membantu masuk ke dalam bus karena tidak ada jalur penghubung antara halte dan bus |
Ibu Aflinda (tunanetra) mengakses pegangan di dalam Bus Trans Kutaradja |
Tidak ada jalur pemandu untuk menentukan batas halte dengan bibir halte |
Ruang/jarak antara Halte dan Bus |
Ujung Ram yang sangat curam |
Baca juga:
Aksesibilitas fisik dan non fisik
Ranjang sorong pasien rumah sakit
ayok kita demo ito
ReplyDeleteKalo demo ga menyelesaikan masalah... mending buat aksi damai yang penting mentohok pemerintah... ya ga...
Deleteayok kita demo ito
ReplyDeleteHoreee ..
ReplyDeleteKita ada kendaraan Baru ..
Besok Becak Bg Arie kita buat kayak Bus Kutaraja kak yaa..
hehehehe ..
Keren pokoknya kk ..
tapi imah gx bisa naik Bus Muntah kk..
kunjungi Blog Imah kk yaa .http://marsamahadnan.blogspot.co.id/2016/06/kegiatan-di-slb-bukesra.html
tes dulu... baru bisa bilang muntah... ntar tidur pula dirimu dalam bus tu...
Deletekaka kpan kta adfokasih lgi
ReplyDeletedeskripsi & fotonya tentang akses halte bus,sudah sesuai dan lngkp dgn keadaannya.
ReplyDelete