Bagaimana Caranya Menyampaikan Kepada Masyarakat....?!

Bagaimana Caranya Menyampaikan Kepada Masyarakat....?!

Sardi, peserta penyandang disabilitas tunanetra sedang mempraktekkan cara
memapah korban yang dalam keadaan sadar. 
Banda Aceh (3/8/16)--Memasuki hari kedua, peserta diajarkan bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Bukan hanya teori yang disampaikan tetapi praktek-praktekpun dilakukan agar peserta faham dan tahu cara melakukannya.

Sesi pertama pada hari kedua, mengenal korban dan cara melakukan pertolongan. Materi berupa gambar-gambar ditampilkan untuk memberikan gambaran kepada peserta bagaimana etika tata cara menolong orang yang sedang mengalami cidera, baik dia dalam keadaan sadar maupun tidak sadar (pingsan). Beberapa peserta diminta untuk mempraktekkan beberapa cara melakukan pertolongan kepada korban.
Muhajir, peserta muda penyandang disabilitas tunadaksa
sedang mempraktekkan menjadi korban kecelakaan
yang mengalami patah tulang

Ferdi, peserta penyandang disabilitas tunarungu sedang mempraktekkan
menjadi korban yang tidak sadarkan diri (pingsan)

Peserta sedang memprakteekkan cara menolong
korban dengan menggunakan dua orang 
Kemudian sesi simulasi saat sedang terjadi gempa juga dimainkan. Panitia membuat jalur evakuasi dengan menggunakan bantuan tali plastik untuk mempermudah tunanetra mengetahui jalurnya. Simulasi ini difokuskan bagi penyandang disabilitas netra. Tujuannya adalah kita ingin melihat apakah penyandang disabilitas netra, mampu melakukan penyelamatan mandiri keluar dari rumah? Semua peserta ikut terlibat dan ambil bagian dalam simulasi ini. Peran yang dimunculkan saat simulasi berlangsung adalah korban, masyarakat, dan tim penolong.

Sardi, sedang menyusuri tali
sebagai tanda menuju jalur evakuasi
Ibu Aflinda, melakukan hal sama seperti sardi,
menyusuri tali sebagai tanda jalur evakuasi
"Bagaimana caranya agar orang-orang diluar sana juga tahu tentang masalah ini, jangan hanya kita-kita yang berada diruangan ini saja yang tahu,” kata Ibu Aflinda (Ketua HWDI Aceh), setelah kegiatan simulasi selesai. Lalu Santi (penyandang disabilitas rungu) berkata, “Kegiatannya bagus. Kami jadi banyak tahu”.

Berikutnya, seluruh peserta diminta untuk membuat perencanaan akhir dengan mengisi form untuk ditindaklanjuti di lingkungan masing-masing.

Sebelum acara ditutup, Sardi (penyandang disabilitas netra) menyampaikan pesan dan kesannya. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Young Voices, YP3C-A, dan para trainer, yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Banyak ilmu dan informasi yang kami peroleh. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai disini, tetapi terus dilakukan agar kami bisa lebih tahu dan terbiasa nantinya”. 

“Dengan adanya simulasi kecil ini, ada manfaat yang kita peroleh. Harapannya, kegiatan seperti ini akan banyak lembaga atau organisasi yang melakukan. Dengan demikian, akan lebih banyak orang yang tahu sehingga orang-orang akan lebih peduli dengan penyandang disabilitas yang berada dilingkungannya,” kata Kak Wardah selaku ketua YP3C-A sekaligus menutup kegiatan pelatihan. (31/7/16).

Simulasi ketika bencana sedang terjadi

Praktek menolong korban tsunami

Praktek ketika sedang mengangkat mayat yang tergeletak ditengah jalan
Kak Wardah (Ketua YP3CA), memebrikan apresiasi
kepada peserta sekaligus menutup acara.

Baca juga:
Pelatihan simulasi respon bencana untuk.....
Pertemuan persiapan simulasi tanggap.....
Pembentukan panitia simulasi bencana......


Related Posts:

0 Response to "Bagaimana Caranya Menyampaikan Kepada Masyarakat....?!"

Post a Comment