Pelatihan Simulasi Respon Bencana Untuk Penyandang Disabilitas dan Keluarga

Pelatihan Simulasi Respon Bencana Untuk Penyandang Disabilitas dan Keluarga


Foto bersama peserta Pelatihan Simulasi Respon Bencana Untuk Penyandang Disabilitas
Banda Aceh (3/8/16)--Dalam empat bulan terakhir ini, isu respon bencana bagi penyandang disabilitas sedang ramai dibahas. Sejak bulan April yang lalu sampai sekarang diskusi, rapat, perencanaan, penyusunan SOP, dan persiapan simulasi sedang dilakukan. Selain Yayasan Pusat Pemberdayaan Penyandang Cacat Aceh (YP3C-A), isu ini juga sedang digalakkan oleh Forum Keluarga Masyarakat Berkebutuhan Khusus Aceh (FKMBKA), didukung oleh International Organization of Migration (IOM) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh.

Kegiatan kali ini, YP3CA bekerja sama dengan Young Voices Indonesia Aceh, melaksanakan pelatihan sekaligus simulasi selama dua hari di Gedung Aceh Community Center (ACC) Sulthan II Selim Banda Aceh. Trainer pada kegiatan ini adalah relawan dari PMI. Peserta yang ikut berpartisipasi berjumlah 20 orang, yang terdiri dari penyandang disabilitas (tunanetra, tunarungu dan tunadaksa), orang tua penyandang disabilitas, guru Sekolah Luar Biasa (SLB), FKKDAK, dan Puspelkessos. Sedangkan panitia dan relawan yang terlibat berjumlah lima orang.   

Peserta sedang memperhatikan simulasi cara membalut luka 

Materi ‘teori’ tidak begitu banyak karena akan diperbanyak dengan praktek-praktek. Untuk hari pertama, peserta diperkenalkan dengan kisi-kisi bencana. Mulai dari bencana yang besar sampai yang kecil. Besar atau kecilnya sebuah bencana, dapat dilihat dari seberapa parah dampak yang ditimbulkan.

Untuk kasus penyandang disabilitas, yang disebut bencana tidak hanya yang berdampak kehancuran. Tetapi, tidak tersedianya aksesibilitas bagi mereka (penyandang disabilitas), itu juga sebuah bencana yang besar karena akan berpegaruh pada kemandirian dan mata pencaharian penyandang disabilitas.

Hasil pemetaan yang dibuat tim tunarungu.
Selanjutnya, sesi pemetaan bencana dilakukan untuk melihat kebutuhan dan kendala yang  dihadapi. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu tunanetra,tunarungu dan tunadaksa. Tujuan pembagian kelompok ini adalah untuk melihat kebutuhan masing-masing jenis disabilitas. Proses pemetaan dilakukan dengan cara, peserta diminta untuk menuliskan pengalaman-pengalaman bencana atau kejadian yang pernah mereka alami langsung. Hasil dari pengalaman mereka akan dijadikan acuan untuk membuat denah rumah dan menetukkan jalur evakuasinya Setelah itu, membuat denah rumah juga dilakukan untuk melihat dan menentukan jalur evakuasi dirumah masing-masing. (30/7/16).

Baca juga: 
Pembentukan panitia simulasi bencana....
Pertemuan persiapan simulasi tanggap....

Related Posts:

0 Response to "Pelatihan Simulasi Respon Bencana Untuk Penyandang Disabilitas dan Keluarga"

Post a Comment